Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kimia dan Kemasan

Sintesis Bahan Dasar Tibial Tray Berbasis HDPE Yang Diperkuat Dengan Iradiasi Gamma S., Sulistioso Giat; Wulanawati, Armi; Deswita, Deswita; Sudirman, Sudirman
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 36 No. 1 April 2014
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1057.142 KB)

Abstract

Tibial tray yang sudah komersil dibuat dari Polimer Ultra High Molecular Weight Polyethylene (UHMWPE) tetapi harganya sangat mahal. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan polimer High Density Polyethylene (HDPE) untuk pembuatan tibial tray karena harganya yang lebih murah dan memiliki kemiripan sifat dengan UHMWPE. HDPE dibuat dengan dua metode, yaitu metode hot press dan pemanasan tanpa tekanan (PTT). UHMWPE dengan metode hot press digunakan sebagai pembanding. Metode hot press dilakukan pada suhu 180 °C dan diberi tekanan sebesar 200 kg/cm2. Sedangkan metode pemanasan tanpa tekanan (PTT) dilakukan di dalam oven pada suhu 180°C. Film tipis UHMWPE dan sampel HDPE yang dihasilkan dari kedua metode tersebut, kemudian diiradiasi sinar gamma dengan variasi dosis 0, 100, 200, 300 dan 500 kGy. Karakterisasi mencakup analisis morfologi dengan Scanning Electron Microscope (SEM), uji kekerasan, kekuatan tarik, dan derajat kristalinitas. Semakin tinggi dosis radiasi, maka kekerasan dan derajat kristalinitas semakin meningkat, tetapi kekuatan tarik semakin menurun. Dosis radiasi untuk sampel HDPE yang optimum , adalah 100 kGy untuk HDPE yang dibuat dengan metoda hot press, pada kondisi ini HDPE mempunyai kekuatan mekanik mendekati nilai kekuatan mekanik UHMWPE, sedangkan HDPE yang dibuat dengan metode PTT kekuatan mekaniknya masih dibawah kekuatan mekanik HDPE yang dibuat dengan metoda hot press 
Sintesis Hidroksiapatit Berpori dengan Porogen Kitosan dan Karakterisasinya Deswita, Deswita; Wulanawati, Armi; Romawati, Ayu; GS, Sulistioso
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 34 No. 1 April 2012
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1282.818 KB)

Abstract

Telah dilakukan sintesis hidroksiapatit (HAp) berpori dengan porogen kitosan, menggunakan metode sol gel. HAp disintesis dari kalsium yang direaksikan dengan asam fosfat. Kalsium yang digunakan diekstrak dari cangkang telur ayam dan asam fosfat teknis. Kitosan sebagai porogen merupakan material yang biokompatibel, sehingga aman bagi tubuh manusia, karena hidroksiapatit digunakan untuk merekonstruksi tulang yang rusak. Analisis sampel dilakukan dengan menggunakan X-ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), dan Simulated Body Fluid (SBF). Pola difraksi hidroksiapatit menunjukkan terbentuknya HAp dengan kemurnian tinggi dengan seluruh puncak yang muncul adalah puncak HAp. Dari foto-foto SEM menunjukkan telah terbentuk pori-pori dengan ukuran 1 sampai 2 mikrometer, uji pelepasan Ca pada SBF menunjukkan kondisi negatif setelah pengamatan selama 21 hari. 
Sintesis Bahan Dasar Tibial Tray Berbasis HDPE Yang Diperkuat Dengan Iradiasi Gamma Sulistioso Giat S.; Armi Wulanawati; Deswita Deswita; Sudirman Sudirman
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 36 No. 1 April 2014
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1057.142 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v36i1.1905

Abstract

Tibial tray yang sudah komersil dibuat dari Polimer Ultra High Molecular Weight Polyethylene (UHMWPE) tetapi harganya sangat mahal. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan polimer High Density Polyethylene (HDPE) untuk pembuatan tibial tray karena harganya yang lebih murah dan memiliki kemiripan sifat dengan UHMWPE. HDPE dibuat dengan dua metode, yaitu metode hot press dan pemanasan tanpa tekanan (PTT). UHMWPE dengan metode hot press digunakan sebagai pembanding. Metode hot press dilakukan pada suhu 180 °C dan diberi tekanan sebesar 200 kg/cm2. Sedangkan metode pemanasan tanpa tekanan (PTT) dilakukan di dalam oven pada suhu 180°C. Film tipis UHMWPE dan sampel HDPE yang dihasilkan dari kedua metode tersebut, kemudian diiradiasi sinar gamma dengan variasi dosis 0, 100, 200, 300 dan 500 kGy. Karakterisasi mencakup analisis morfologi dengan Scanning Electron Microscope (SEM), uji kekerasan, kekuatan tarik, dan derajat kristalinitas. Semakin tinggi dosis radiasi, maka kekerasan dan derajat kristalinitas semakin meningkat, tetapi kekuatan tarik semakin menurun. Dosis radiasi untuk sampel HDPE yang optimum , adalah 100 kGy untuk HDPE yang dibuat dengan metoda hot press, pada kondisi ini HDPE mempunyai kekuatan mekanik mendekati nilai kekuatan mekanik UHMWPE, sedangkan HDPE yang dibuat dengan metode PTT kekuatan mekaniknya masih dibawah kekuatan mekanik HDPE yang dibuat dengan metoda hot press 
Sintesis Hidroksiapatit Berpori dengan Porogen Kitosan dan Karakterisasinya Sulistioso GS; Deswita Deswita; Armi Wulanawati; Ayu Romawati
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 34 No. 1 April 2012
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1282.818 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v34i1.1856

Abstract

Telah dilakukan sintesis hidroksiapatit (HAp) berpori dengan porogen kitosan, menggunakan metode sol gel. HAp disintesis dari kalsium yang direaksikan dengan asam fosfat. Kalsium yang digunakan diekstrak dari cangkang telur ayam dan asam fosfat teknis. Kitosan sebagai porogen merupakan material yang biokompatibel, sehingga aman bagi tubuh manusia, karena hidroksiapatit digunakan untuk merekonstruksi tulang yang rusak. Analisis sampel dilakukan dengan menggunakan X-ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), dan Simulated Body Fluid (SBF). Pola difraksi hidroksiapatit menunjukkan terbentuknya HAp dengan kemurnian tinggi dengan seluruh puncak yang muncul adalah puncak HAp. Dari foto-foto SEM menunjukkan telah terbentuk pori-pori dengan ukuran 1 sampai 2 mikrometer, uji pelepasan Ca pada SBF menunjukkan kondisi negatif setelah pengamatan selama 21 hari.